Khotbah BP Sinode GKITP
Oleh: Pdt Nelson Kapitarau,S.Th,MMPENDAHULUAN
Pada kesampatan ini kita di berikan waktu untuk belajar dari kedua bagian firman yaitu dari ulangan 14:22-29 dan Ulangan 26:12-15 dengan tema yang sama yaitu Persembahan Perpuluhan. Dari Perikop yang sama telah dirumuskan suatu tema khotbah minggu ini yaitu: Memberi dengan tulus,Membagi dengan Kasih.
Bapa Ibu saudara-i yang Tuhan Yesus Kasihi, Kitab Ulangan (bahasa Ibrani: Devarim, artinya "perkataan-perkataan") merupakan kitab kelima dalam Pentateukh (Taurat Musa), dan berbentuk rangkaian khotbah Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka masuk ke Tanah Perjanjian.
Kitab ini merupakan pengulangan hukum-hukum Allah yang telah disampaikan sebelumnya (dalam Keluaran, Imamat, dan Bilangan), dengan penekanan pada ketaatan kepada Tuhan, perjanjian, dan kasih yang tulus kepada Allah.
Musa diyakini sebagai penulis utama Kitab Ulangan, terutama karena isi kitab ini berisi pidato-pidatonya yang disampaikan kepada bangsa Israel. Bagian akhir (Ulangan 34) yang menceritakan kematian Musa kemungkinan besar ditambahkan oleh Yosua atau seorang penulis lain sesudah kematian Musa.
Kitab ini diperkirakan ditulis sekitar 1400-1200 SM, menjelang kematian Musa dan sebelum bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk masuk ke Tanah Kanaan.
Kitab Ulangan ditujukan kepada generasi baru Israel-anak-anak dari generasi yang keluar dari Mesir tetapi telah mati di padang gurun karena ketidaktaatan mereka. Generasi baru inilah yang akan masuk ke Tanah Perjanjian.
Suasana penulisan kitab ini sangat penting: Bangsa Israel sedang berkemah di dataran Moab, di sebelah timur Sungai Yordan. Mereka berada di ambang memasuki Tanah Kanaan, penuh harapan namun juga perlu diingatkan tentang hukum Tuhan.
Musa memberikan nasihat terakhir, memperbaharui perjanjian dan menekankan ketaatan total kepada Allah sebelum ia wafat.Hubungan Antara Ulangan 14:22-29 Dan Ulangan 26:12-15 Kedua bagian ini berhubungan erat karena keduanya membicarakan persembahan persepuluhan (tenth/tithe) yang harus diberikan oleh umat Israel sebagai bagian dari ibadah mereka kepada Tuhan.
PENJELASAN AYAT PERAYAT
Penajelasan ayat perayat : Dari Ulangan 14:22-29
1. Ayat 22: Ini adalah perintah dasar tentang persepuluhan (10% dari hasil panen). Kata "benar-benar" menunjukkan keseriusan dan konsistensi dalam melakukannya.
2. Ayat 23: Persepuluhan bukan hanya diberikan, tapi dimakan dalam suasana ibadah, menunjukkan hubungan pribadi dan hormat kepada Allah. Ini mendidik hati umat untuk hidup takut dan tunduk kepada Tuhan.
3. Ayat 24-25: Ini menunjukkan bahwa Allah memperhatikan keadaan umat-Nya, memberikan fleksibilitas praktis agar mereka tetap dapat beribadah dan bersukacita dalam persembahan mereka.
4. Ayat 26: Persepuluhan juga mengandung unsur perayaan rohani dan sukacita di hadapan Tuhan, bukan beban. Ini adalah ibadah yang meriah dan penuh rasa syukur.
5. Ayat 27: Orang Lewi tidak memiliki warisan tanah, jadi umat Israel harus menyokong mereka. Ini menekankan kepedulian kepada pelayan-pelayan Tuhan.
6. Ayat 28-29 :Tahun ketiga adalah tahun sosial, persepuluhan ditujukan langsung kepada empat kelompok yang rentan. Ini menekankan bahwa berkat dari Tuhan harus menjadi saluran untuk menolong sesama.
ULANGAN 26:12-15:1. Ayat 12: Ayat ini mengulangi ketetapan dari Ulangan 14:28-29, tapi kali ini dengan fokus pengakuan iman pribadi setelah melaksanakan kewajiban sosial itu.
2. Ayat 13: Ini adalah pengakuan integritas dan ketaatan: umat diminta untuk menyatakan di hadapan Tuhan bahwa mereka benar-benar melaksanakan perintah dengan setia.
3. Ayat 14: Ini menjelaskan bahwa persembahan harus suci dan terpisah dari kegiatan najis atau egois, dan diberikan hanya untuk tujuan yang ditentukan Tuhan. Terdapat aspek kesucian dan ketaatan moral.
4. Ayat 15: Setelah memberi persepuluhan, umat berdoa dan memohon berkat Tuhan, sebagai respon iman bahwa semua berkat berasal dari Tuhan.
PENERAPAN UNTUK JEMAAT
Melalui tema "Memberi dengan Tulus, Membagi dengan Kasih". Tema ini mencerminkan inti ajaran dari kedua bagian Alkitab tersebut: bahwa pemberian kepada Tuhan adalah ibadah yang harus membawa berkat kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Untuk itu pesan dan nasihat firman Tuhan untuk kita saat ini yaitu:
1. Berkat yang kita terima adalah tanggung jawab dan , Bukan Milik Pribadi : Apa yang kita miliki berasal dari Tuhan. Ia mempercayakan berkat-Nya bukan hanya untuk kita nikmati, tapi juga untuk kita salurkan kepada yang membutuhkan.
2. Memberi adalah Bagian dari Ibadah: Persepuluhan dan pemberian bukan hanya tindakan ekonomi, tapi ibadah yang melatih hati kita untuk takut akan Tuhan dan menyatakan syukur atas pemeliharaan-Nya.
3. Ibadah Harus Membawa Dampak Sosial: Tuhan menghendaki agar ibadah kita nyata dalam bentuk keadilan sosial - menolong para pelayan Tuhan, orang asing, anak yatim, dan janda. Gereja yang sejati adalah gereja yang peduli.
4. Taat Memberi Membuka Pintu Berkat: Saat umat setia memberi dan berbagi, mereka dapat berseru kepada Tuhan untuk memberkati tanah dan hidup mereka. Ada hubungan antara ketaatan memberi dan kelimpahan berkat.
5. Ajarkan kepada Keluarga untuk Bersukacita dalam Memberi: Dalam Ulangan 14:26, umat diajak makan dan bersukacita bersama keluarga di hadapan Tuhan. Ini mengajar kita untuk menanamkan sukacita memberi dan beribadah sejak dini dalam keluarga.
Kesimpulan: Dalam dunia yang makin egois dan materialistis, Tuhan memanggil umat-Nya untuk hidup dalam ketaatan, kepedulian, dan kasih. Mari kita bertanya pada diri kita hari ini: Apakah berkat yang Tuhan beri padaku juga telah menjadi berkat bagi orang lain? Amin.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini