Bahan Khotbah BP Sinode GKITP
Matius 28:11-15PENGANTAR
Hari Minggu 27 April adalah hari ke-117 dalam triwulan II April-Mei Juni 2025, minggu ke-17. Dalam Minggu Paskah Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Fokus tahun pelayanan 2025 yaitu "kesehatian", yang dimaksud dengan tahun kesehatian adalah "penekanan kepada sinergitas pikiran, hati dan tindakan di dalam melaksanakan semua keputusan Gereja dan melahirkan budaya baru berbasis nilai-nilai Kesehatian, Ketekunan, Kesetiaan dan Ketaatan Iman." Dan tema triwulan II adalah "Sengsara dan kurban penebusan Tuhan Yesus Kristus bagi dunia.", sedangkan tema khusus untuk bulan April adalah "Kurban sengsara Tuhan Yesus gantikan sengsara manusia dan dunia dan Firman Tuhan untuk kita dalam perayaan Paskah Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus Minggu ke-2 dari Matius 28:11-15 dengan tema tekstual adalah "Menutup Malu dengan Dusta". Kita melihat teks ini, bagaimana Mahkamah Agama mencoba untuk menutupi malu mereka dengan dusta, tentu ini mereka lalukan agar dusta mereka tidak terbongkar. Kata bahasa keren, apa kata dunia kalau dusta terbongkar? Ini akan menyakitkan mereka, sebab derajat dan wibawa mereka akan dipertanyakan. Oleh sebab itu, mereka bersekongkol agar dusta itu tersimpan rapi. Ini pelajaran penting bagi semua orang. termasuk setiap pemimpin untuk bicara jujur sebab kalau tidak berbicara jujur maka berdampak bagi keberlangsungan pelayanan.
PENJELASAN TEKS
Ayat 11, yang dimaksudkan dengan mereka yang sedang dalam perjalanan adalah dua wanita, lihat ayat sebelumnya. Dan juga beberapa penjaga dari kubur Yesus pergi ke memberitahukan peristiwa yang terjadi kepada para imam-iman kepala. Peristiwa apa yang mereka beritakan? Jawabnya peristiwa kubur kosong atau kebangkitan Yesus (Mai. 28:1-10). Jadi baik dua perempuan maupun prajurit itu membawa berita yang sama yakni Yesus sudah bangkit. Bagi perempuan ini berita sukacita, bagi prajurit ini berita kehancuran sebab mereka diberi tugas menjaga kubur (27:62-66)
Ayat 12-14, bahwa laporan dari para penjaga itu membuat para imam berunding dengan para tua-tua untuk mengambil keputusan. Itu artinya apa yang mereka pesan dalam Mat. 27:62-66 ternyata menjadi kenyataan, ketakutan bahwa Yesus bangkit itu nyata. Sekarang mereka berupa untuk mengaburkan berita kebangkitan itu dengan cara memberikan sejumlah besar uang kepada para prajurit. Nah ini upaya tutup mulut, mau menutup kebenaran dengan cara yang salah. Maka mereka mulai mengatur strategi agar para prajurit menyebarkan berita bohong seakan benar sebagaimana dalam ayat 13 bahwa Yesus tidak bangkit tetapi jenasah Yesus di curi saat para prajurit Roma sedang tidur. Ini aneh, sebab prajurit itu tidak sembarang tidur kalau kecolongan maka mereka akan dibunuh. Dan para prajurit sudah paham dan tahu resiko itu dan pasti mereka ketakutan, tetapi para imam dan tua-tua memberikan jaminan sebagaimana dalam ayat 14, bahwa apabila kedengaran oleh Gubernur, apa yang Caubernur dengar? Pertama Yesus bangkit, kedua para prajurit tidur. Ini ancaman seriun bagi prajurit. Tertidur di pos penjagaan merupakan merupakan kesalahan terbesar yang bisa dilakukan seorang prajurit dan dapat membawa hukuman mati. Oleh sebab ibu mereka memang harus di sogok dengan uang jumlah besar dan juga menjamin keamanan mereka. Istilah tidak menimbulkan kesulitan bahasa Yunaninya amerimnous (bebas hukuman jadi kalau ada proses hukum maka para imam akan menanggung kewajiban untuk meyakinkan Pilatus bahwa pajurit tidak bersalah.
Ayat 15, para prajurit melaksanakan apa yang disampaikan kepada mereka. sebab mereka sudah menerima uang sogok. Kata dipesankan kepada mereka dalara bahasa Yunani edidakhthesan melukiskan keadaan dengan tajam. Perkataan didaskein pada bagian ini mengandung makna negatif yakni para prajurit melafalkan pesan yang diajarkan kepada mereka meski mereka tahu thahwa isinya bohong. Karena sogok mereka tidak mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya. Dan ternyata cerita itu tersebar diantara orang Yahudi. cerita yang direkayasa sesuai (Mat.27:62-66)
PENERAPAN
Dari Firman Tuhan ini kita belajar beberapa hal:
- Bahwa kita perlu menceriterakan dan memberitahukan apa yang benar. Sesuai dengan apa yang kita lihal, sama seperti dua perempuan tadi, mereka menceriterakan peritiwa yang sebenarnya. Dalam kehidupan keluarga. rumah tangga kita, ditempal kerja, kita juga harus belajar untuk mengatakan dan menceriterakan sesuatu yang benar-benar terjadi, apapun resikonya.
- Sebagian orang yang menutupi kebohongan dan penipuan tetapi dikemudian hari terbongkar atau diketahui, biasanya menutup malu dengan cara menyogok atau menekan orang lain agar tidak boleh memberitahukan apa yang sesungguhnya terjadi. Celakanya lagi, ini biasa terjadi juga dalam kehidupan berjemaat, bergereja. Pernah orang tua berusaha menutup kebohongannya kepada anak-anak dengan memberikan imbalan tertentu?Kadang kita pikir wibawa kita, harga diri kita sehingga kita gunakan segala hal untuk menutup kerja yang salah itu. Coba perhatikan di dalam negara kita, bagaimana upaya kejahatan itu ditutup oleh oknum pejabat atau aparat, Perhatikan ketika mereka naik sidang, bagaimana para saksi dihadirkan dan menceriterakan peristiwa sogok-menyogok itu. Jadi, Alkitab sudah membongkar kebohongan model itu, itu yang kita sebut dalam thema ini. Menutup malu dengan dusta? Semoga cara seperti ini jangan dipraktekkan dalam gereja.
- Kadang orang karena tergiur dengan uang sogok, mereka berani untuk kompromi dan menyebarkan berita bohong. Kejujuran dan kebenaran diganti dengan uang sogok, jadi mau ceritera apa saja silakan...apakah kita pernah seperti ini.
- Supaya tidak malu dan meyakinkan orang lain. Maka biasa ada yang menjadi jaminan, nah yang jadi jaminan itu bukan orang sembarang orang yang punya wibawa dan kuasa. Pokoknya ko aman, kaka ini yang akan mainkan barang apa jadi, malu to? Supaya tidak malu dong main tipu-tipu. Ini bukan film ini nyata. Di sekitar saudara dan saya itu banyak Jangan-jangan kitong sendiri sebagai pelaku.
- Perhatikan, yang namanya barang busuk tetap terbongkar. Alkitab bilang seperti itu dan faktanya dalam kehidupan sehari-hari kita, baik kita lakukan sendiri maupun kita lihat dimedia, segala hal yang busuk simpan pasti akan tersebar.
Kesimpulannya adalah, sebagai orang percaya kita jangan pernah berkompromi dengan apapun, bicara dan sampaikan kebenaran. Kalau kita melakukan sebuah kesalahan maka cara yang terbaik dan jujur adalah mengakui bahwa kita salah, bukan dengan cara "Menutup Malu Dengan Dusta". Amin
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini