Khotbah BP Sinode GKITP
FILIPI 3:1-16 Saudaraku yang dikasihi Tuhan,PENJELASAN TEKS
Sesudah Paulus membicarakan rencana perjalanan yang la buat dengan Timotius dan Epafroditus dengan anggota-anggota jemaat Filipi, ia mengakhiri dengan suatau ajakan sukacita, sebagaimana dalam ayat (1). Paulus katakan bersukacitalah maksudnya ialah bersukacita dalam persekutuan dengan Dia, bersukacita sesuai dengan kehendaknya. Jadi, bersukacita dalam Tuhan itu kuat dan siap menerima apapun. Paulus bilang tidak berat menuliskan kepastian bagi mereka. Dia tidak sukar menulis peringatan akan pengaruh dan bahaya pengajar sesat yang mengancam mereka. Hal ini terlihat dengan jelas dalam ayat (2), agar mereka berhati-hati terhadap anjing-anjing. Kata hati-hati bahasa Yunani "blepete" artinya amat-amatilah dengan seksama para pengajar sesat yang dia sebut sebagai anjing-anjing. pekerja jahat dan penyunat-penyunat. Ini pengajar sesat yang mempengaruhi warga gereja. seperti penyunat-penyunat yang membanggakan tradisi sunat dalam perjanjian lama. Jadi mereka mengutamakan hal yang jasmaniah, kemudian ayat (3) Paulus katakan kita adalah orang bersunat maksudnya adalah sunat hati (bnd Roma 2:28-29.Kol.2:11) bahwa kita bukan seperti orang bersunat. tetapi kita adalah orang yang bermegah dalam Tuhan. Artinya keselamatan itu kita peroleh lewat Kristus, bukan lewat usaha kita semata. Jadi bukan atas dasar tradisi atau kebiasaan dan keselamatan kita peroleh bukan karena melakukan sunat tradisi.
Paulus akui dalam ayat (4-9) bahwa dia juga di sunat seperti orang Yahudi sebab dia memang orang Yahudi, tetapi dia tidak mengandalkan hal-hal. lahiriah alias hal jasmaniah atau tradisi. Bagi Paulus kalau ada yang sombong karena mereka pernah di sunat, maka dia bisa lebih sombong lagi. dial mengikuti tradisi Yahudi sunat hari kedelapan, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli dan dia bagian dari kelompok fanatik yakni Orang Yahudi (lih. Kis 23:6: 26:5:Roma 11:1). Dengan kata lain. untuk tradisi dan kebiasaan Yahudi Paulus memenuhi semua dan itu asli. Bahkan kefanatikan Paulus itu. nyata lewat tindakannya untuk menganiaya atau membunuh orang-orang Kristen dan dia sangat menzati Hukum Taurat (ayat 6), tetapi tindakan penganiayaan yang dulu dia anggap sebagai sebuah kebangaan, sebuah tindakan yang istimewa dan merupakan sebuah keuntungan, sekarang dia menganggap bahwa itu sebuah kerugian alias tidak ada manfaat atau untungnya karena kepercayaan kepada Kristus. Jadi, dengan kata lain saat ia percaya Kristus dia tidak lagi menganggap tradisi dan kebiasaan lama itu sebagai sesuatu yang membawa keselamatan kepadanya. Sebab percaya kepada Kristus itu lebih mulia. Ketika dia menjadi milik Kristus bukan atas dasar menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran iman kepada Kristus yakni kebenaran yng sudah Allah berikan kepadanya dan bukan karena usahanya (8-9)
Dalam ayat 10-11, Paulus menjelaskan mengapa ia ia melepaskan semua kepercayaan lama dan dianggap sampah, yakni supaya ia mengenal Dia dan kuasai kebangkitan-Nya. Kata mengenal ini bukan pengenalan dalam arti intelektual tetapi lebih kepada relasi atau hubungan yang dalam supaya dia mengenal kuasa kebangkitan-Nya serta persekutuan dalam penderitaan dan serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. Jadi bukan hanya kuasa kebangkitan, tetapi dia juga memahami makna penderitaan dan kematian Kristus dan supaya dia juga akan peroleh kebangkitan dari orang mati.
Di ayat 12-14, Paulus hendak menjelaskan bahwa memperoleh keselamatan atau ada dalam Kristus itu jelas bukan usahanya atau dia mendapat karena dia sempurna, tetapi Kristuslah yang membuat dia bertobat dan menjadi pengikut-Nya dalam peristiwa di pintu Damsyik. Peristiwa pertobatan di pintu Damsyik membuat Paulus tidak lagi kembali kepada kehidupan lama, tetapi dia mengarahkan pandangan dan fokus ke depan artinya fokus menjadi pengikut Kristus. Dia gunakan istilah perjuangan itu seperti orang yang berlari memperoleh hadiah yakni panggilan surgawi dalam Yesus Kristus maksudnya adalah keselamatan yang Yesus sediakan.
Pada ayat 15-16 Paulus membangun atau mengajak anggota jernaat Filipi supaya mereka bertekun bersama-sama dia dalam situasi yang ia sebutkan diatas dan supaya mereka jangan membiarkan hubungan dan persekutuan mereka dengan Tuhan dirusakkan oleh propaganda penyesat-penyesat jemaat. Perhatikan Paulus katakana marilah kita yang sempurna, berpikir demikian dan juga tingkat pengertian yang sudah kita capai menurut jalan yang sudah kita tempuh. Artinya begini, kedewasaan berpikir dan memiliki iman yang baik tidak perlu trpengaruh tetapi kita pegang teguh atau jalan terus atas dasar pemahaman kita itu.
PENERAPAN
Banyak orang berusaha untuk memperoleh apa yang namanya kebenaran yang sejati, tetapi sayangnya kebenaran yang sejati itu tidak diperoleh atau didapat di luar Kristus. Kebenaran itu hanya diperoleh dalam Tuhan. Sebab kita peroleh dalam Tuhan, maka sudah pasti kita akan mengalami sukacita. Tetapi fakta, dalam kehidupan keseharian kita, kadang kita tidak hati-hati, atau ketidakhatian itu ada pada kita, sehingga kita mudah dan gampang terpengaruh oleh ajakan ajakan yang menyesatkan kita. ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sehubungan dengan tema kita: Kebenaran Yang Sejati.
1) Hidup harus ada dalam sukacita, atau sukacita yang berasal dari Tuhan. Sukacita dalam Tuhan membuat kita mampu menghadapi apapun.
2) Kita selalu hati-hati terhadap berbagai pengajaran yang kelihatan baik. menawan tetapi menyesatkan kita, ini kadang juga dalam gereja yakni sesama kita bisa mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang tanpa kita sadari menyesatkan kita, membuat kita keluar dari iman Kristen bahkan dalam gereja kita sendiri. Penyesatan yang dimaksudkan adalah kadang kita terpengaruh dengan tradisi dan kebiasaan yang dibawa masuk dalam gereja sehingga tanpa sadar kita tersesat.
3) Kebangaan lahiriah kita, status sosial, pangkat dan kedudukan tidak menyelamatkan kita, kebesaran apapun yang kita miliki tidak akan menyelamatkan kita selain dari pada iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
4) Kebenaran sejati memberikan kita pemahaman bahwa bersama Kristus bukan hanya kita selamat, tetapi setiap kita juga harus hidup bagi Kristus. dengan perkataan lain kita menjadi serupa dengan Dia. Kebenaran sejati yang kita miliki tidak mengajarkan bahwa karena Kristus telah menebus kita, sehingga kita pasif saja, bukan, tetapi kita terus berusaha untuk membuat kebaikan, sebab itu bagian dari implikasi iman kita.
5) Kebenaran sejati, membuat kita berani untuk meninggalkan semua bentuk kehidupan kita yang lama, hidup dalam kekacauan, kemalasan, kermabukan dan berbagai hal lainnya dan kita berusaha oleh karena iman yang sejati dalam Tuhan Yesus Kristus.
6) Setiap kita tetap melakukan hal yang terbaik dalam hidup kita, sesuai dengan kemampuan dan hikmat yang Tuhan berikan kepada kita.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini