Pintu Menuju Keselamatan

Yohanes 10:1-21

Releksi Minggu, 2 November 2025 Oleh: Pdt. Sostenes Sumihe

Ada beberapa ungkapan dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan hubungan Yesus dengan pengikut-Nya atau mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Dalam pembacaan pada hari minggu ini, Yohanes 10:1 – 21, kita menemukan dua ungkapan yang menjelaskan peran Yesus dalam kehidupan para murid dan mereka yang percaya kepada-Nya. Kedua ungkapan itu adalah pintu dan gembala. Dua istilah yang menjelaskan hubungan dan peran Yesus bagi orang yang beriman kepada-Nya.

Kedua ungkapan tersebut bukan orang lain memberikan kepada Yesus, tetapi Yesus sendiri menyebut diri-Nya secara demikian. Perhatikan pernyataan Yesus ini, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Akulah pintu bagi domba-domba itu” (ayat 7). Bukan orang lain menyebut Yesus pintu, tetapi Yesus sendirilah menyebut diri-Nya pintu. “Akulah pintu”, kata Yesus. Yesus adalah pintu, tetapi Dia pintu menuju ke mana? Yesus sendiri menegaskan bahwa Dia adalah pintu menuju kepada keselamatan. Perhatikan pernyataan Yesus ini: “Akulah pintu. Siapa yang masuk melalui Aku ia akan diselamatkan…”(ayat 9). Yesus adalah pintu keselamatan. Ini bagian penting untuk diperhatikan oleh setiap orang Kristen, terlebih lagi warga GKI, sebab pada bagian tersebut kita menemukan keunikkan soteriologi Kristen atau ajaran mengenai keselamatan dalam iman Kristen. Keselamatan dalam iman Kristen diakui berpusat pada Kristus, bukan pada manusia dengan segala amal perbuatan baiknya. Bukan manusia pintu keselamatan, melainkan Yesus. Maka siapa saja hendak menuju keselamatan pintunya hanya satu, yaitu Yesus. Di luar Yesus tidak ada pintu menuju kepada keselamatan. Yesus bahkan mengingatkan kalau ada pintu keselamatan di luar Dia, maka itu sebuah penyesatan. Sebab di luar Dia hanya ada pencuri dan perampok (ayat 8).

Jadi keselamatan tidak ditentukan oleh potensi diri manusia, betapapun hebatnya potensi diri itu. Maka dari itu, keselamatan dalam iman Kristen dipahami sebagai sebuah anugerah yang diberikan karena kasih Allah yang tak terhingga kepada dunia (Yoh 3:16). Siapa yang menerima anugerah tersebut dalam Kristus Yesus memperoleh kehidupan dalam kelimpahan. Yesus sendiri menyatakan, bahwa “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah” (ayat 10). Hidup yang berlimpah-limpah itu pertama-tama bukanlah dalam artian kuantitas, melainkan mengenai kualitas dalam keseimbangan antara kehidupan rohani dan jasmani. Keselamatan dalam Yesus adalah mengenai kehidupan dalam keseimbangan antara kebutuhan hidup rohani dan jasmani.

Oleh sebab itu, Yesus bukan hanya pintu menuju keselamatan yang bersifat rohani yang nanti akan dirasakan setelah manusia meninggalkan dunia ini. Yesus juga adalah pintu dimana orang “masuk dan keluar serta menemukan padang rumput”(ayat7). Ini sebuah kiasan yang menunjukkan bahwa iman kepada Yesus bukan hanya membawa keselamatan rohani, tetapi juga bersentuhan dengan kebutuhan jasmani yang tersedia sebagai “padang rumput”. Jadi dalam iman Kristen keselamatan di dalam Yesus Kristus bersifat holistik, terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia, rohani dan jasmani. Dapat dipahami kalau dalam misi dan pelayanan Yesus pemberitaan mengenai Kerajaan Allah selalu disusul dengan penyembuhan orang sakit dan pemberian makan bagi orang lapar (Luk 9: 10 – 17) sebagai bentuk pemberian kehidupan dalam kebutuhan jasmani. Dengan begitu keselamatan kerajaan Allah adalah sebuah kesimbangan dalam memenuhi kebutuhan hidup rohani dan jasmani.

Dalam misi dan pelayanan gereja hal tersebut patut mendapat perhatian serius. Apa lagi GKI dengan visi teologi kerajaan Allah sudah harus menjalankan pelayanan dalam keseimbangan antara tuntutan kebutuhan hidup rohani dan jasmani. Pelayanan kita hari ini lebih menonjolkan pemberitaan keselamatan Kerajaan Allah agar jiwa masuk sorga, tetapi sadar atau tidak mengabaikan hidup pada tataran jasmani. Kiranya mulai hari ini ada pembaruan prinsip dalam misi dan pelayanan gereja untuk memenuhi tuntutan kehidupan rohani dan jasmani secara seimbang. Sama seperti Yesus datang untuk memberi hidup yang berlimpah-limpah dengan misi dan pelayanan-Nya yang berlangsung dalam keseimbangan antara hidup rohani dan jasmani, demikian pun pelayanan kita hari ini tidak bisa tidak harus berjalan dalam keseimbangan.

Dalam hubungan itu, kita bisa mengerti kalau Yesus tidak saja menyebut diri-Nya pintu keselamatan, tetapi juga sebagai seorang gembala bagi domba-domba-Nya. Kata Yesus, “Akulah gembala yang baik”(ayat 11). Sebagai gembala Yesus menjaga kehidupan domba-domba-Nya, bahkan untuk itu, Ia rela memberi nyawa-Nya. Dengan memberi nyawa-Nya bukan hanya kehidupan di masa yang akan datang ada dalam keselamatan, tetapi kehidupan hari ini dalam dunia sekarang ini sedang berlangsung dalam keselamatan. Jadi keseimbangan keselamatan itu tidak hanya mengenai tuntutan hidup rohani dan jasmani, tetapi juga keseimbangan antara keselamatan eskhatologis dan keselamatan dalam kekinian. Oleh karena itu, misi dan pelayanan GKI hari ini sudah harus berlangsung dalam keseimbangan kehidupan rohani dan jasmani, tetapi juga keseimbangan antara keselamatan dalam kekinian dan keselamatan yang eskhatologis.

Perhatian Yesus sebagai gembala bukan hanya terbatas pada domba-domba yang sudah ada dalam kandang, tetapi juga domba-domba yang ada di luar kandang. Perhatikan pernyataan Yesus pada ayat 16: “Aku juga mempunyai domba-domba lain yang bukan dari kandang ini…”! Yesus tidak hanya memperhatikan dan peduli dengan kita yang beriman dan hidup dalam persekutuan dan kesatuan dengan Dia, tetapi juga Yesus peduli dengan mereka yang belum percaya kepada-Nya, karena untuk mereka itu juga Ia memberi nyawa-Nya. Karena itu, “domba-domba itu harus Kutuntun juga, dan mereka akan mendengarkan suara-Ku, dan akan ada satu kawanan dengan satu gembala.” (ayat 16). Yesus berharap domba-domba yang masih di luar kandang itu oleh tuntunan-Nya akan menjadi satu kawanan domba dengan satu gembala. Ini pelajaran penting bagi kita. Kita juga harus memberi perhatian dan peduli dengan mereka yang masih ada di luar persekutuan dengan Yesus. Mereka harus dituntun untuk menjadi satu kawanan domba dengan satu gembalanya yaitu Yesus. Jadi ini satu kesimbangan dalam pelayanan yang tidak boleh diabaikan, yaitu keseimbangan antara pelayanan di dalam kandang dan pelayanan di luar kendang, keseimbangan pelayanan di dalam gereja dan di luar gereja.

Kiranya oleh kuasa Roh Kudus kita berkomitmen membarui misi dan pelayanan kita hari ini. Kita lakukan pelayanan GKI dalam jemaat ini dalam keseimbangan antara kehidupan rohani dan jasmani, keseimbangan keselamatan pada masa kini dan keselamatan eskatologis serta keseimbangan antara pelayanan dalam gereja dan di luar gereja. Ini pasti ada banyak tantangan dan hambatan. Tetapi ini tuntutan misi dan pelayanan GKI hari ini yang harus dilakukan. Kalau kita melakukannya dengan mengandalkan kekuatan sendiri pasti mustahil berhasil. Ada janji penyertaan Yesus, yang menjadi kekuatan kita, sebagaimana Yesus janjikan kepada murid-murid-Nya, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”. Amin!

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama