Persembahan Yang Berkenan Kepada Tuhan

Khotbah BP Sinode GKITP

Yesaya 1 : 10 - 20

PENGANTAR

Hari Minggu 31 Agustus adalah hari ke-243, triwulan III Juli-Agustus-September 2025, minggu ke-35, dalam Minggu Trinitas atau minggu biasa. Fokus tahun pelayanan 2025, yaitu "kesehatian", yang dimaksud dengan tahun kesehatian adalah "penekanan kepada sinergitas pikiran, hati dan tindakan di dalam melaksanakan semua keputusan Gereja dan melahirkan budaya baru berbasis nilai-nilai Kesehatian, Ketekunan, Kesetiaan dan Ketaatan Iman." Dan tema triwulan III adalah "Sehati Membangun Mezbah Penyembahan Syukur kepada Allah" dan tema khusus bulan Agustus adalah "Persembahan Syukur sebagai Penyembahan Kita", Firman Tuhan dari Yesaya 1:10-20 dengan tema tekstual "Persembahan Yang Berkenan Kepada Tuhan". Dengan demikian kita terus diingatkan bagaimana menyatakan syukur kita dengan baik dan benar kepada Allah atas semua kebaikan dan pertolongan-Nya bagi kita. Pemberian persembahan syukur adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Tuhan, sejak jaman Perjanjian Lama hingga kita di saat ini. Namun harus diperhatikan bagaimana supaya persembahan kita berkenan kepada Allah dan kita mendapat perkenanan Tuhan.

PENJELASAN TEKS

Yesaya adalah seorang nabi yang bernubuat pada saat Bangsa Israel mula - mula terpecah menjadi dua kerajaan : Israel (Kerajaan Utara) dan Yehuda (Kerajaan Selatan). Kerajaan utara telah berbuat dosa terhadap Allah dan kerajaan selatan sedang menuju ke arah yang sama, yaitu penyelewengan keadilan, menindas kaum miskin, berpaling dari Allah kepada berhala, dan mencari bantuan militer dari bangsa - bangsa kafir, bukan bantuan dari Allah. Yesaya terutama datang sebagai nabi untuk Yehuda, tetapi pesannya juga untuk kerajaan utara (Israel). Kadangkala "Israel" menunjuk kepada kedua kerajaan. Yesaya melihat kehancuran dan pembuangan kerajaan utara pada tahun 722 SM. Jadi, pelayanannya dimulai dengan mem-peringatkan Kerajaan Utara.

Ayat 10 : Para pemimpin dan rakyat Yehuda disamakan dengan orang Sodom dan Gomora, dua kota yang Allah hancurkan karena kefasikan/dosa mereka yang luar bisa keji.

Ayat 11 - 15 : Tuhan tidak berkenan kepada persembahan umat - Nya, sekalipun secara

kwalitas dan kwantitas persembahan mereka adalah yang terbaik, menurut aturan/ketetapan Taurat. Bahkan mereka juga rutin melakukan pertemuan - pertemuan ibadah dan berdoa. Tapi semuanya itu tidak diindahkan Tuhan, bahkan Tuhan sudah merasa jemu (12), jijik (13), benci (14a), terbeban (14b), dan Tuhan akan memalingkan muka dan tidak akan mendengar doa - doa mereka (15). Sebab mereka melakukan semuanya hanya sebagai suatu kebiasaan belaka, sementara mereka tetap melakukan dosa kepada Tuhan dan sesama.

Ayat 16 - 17 : Ajakan untuk bertobat, menjauhkan perbuatan - perbuatan jahat dan belajar berbuat baik : usahakan keadilan, kendalikan orang kejam, bela hak anak - anak yatim, perjuangkan perkara janda - janda.

Ayat 18 - 19 : Janji pengampunan dosa dan berkat Tuhan. Jika apa yang Tuhan perintahkan telah dilakukan, maka dosa - dosa mereka akan diampuni.

Ayat 20 : Hukuman akan diterima sebagai akibat melawan dan memberontak kepada Tuhan.

PENERAPAN

Dari bacaan Firman Tuhan ini, kita belajar :

1) Sebagaimana Tuhan tidak berkenan kepada peribadahan dan persembahan umat Israel dulu, demikian juga kita pada masa sekarang ini, jika peribadahan dan persembahan kita hanya dilakukan sebagai suatu rutinitas biasa tanpa adanya pertobatan. Bukan saja mutu dan kwalitas persembahan kita yang Tuhan lihat, tapi jauh lebih penting dari semua itu adalah hati yang bersih, yang telah bertobat serta mengasihi Tuhan dan sesama. Jika kita memberikan persembahan kepada Tuhan, ingatlah apakah kita masih memendam kebencian, iri hati dan lain - lain yang tidak baik kepada saudara kita? Atau adakah hak - hak orang lain yang kita rampas, ketidakadilan dan perbuatan - perbuatan jahat lainnya yang sedang kita lakukan kepada sesama kita? Jika masih ada, sebaiknya kita bertobat dan melakukan perbuatan - perbuatan baik seperti yang Tuhan kehendaki sebagai bukti dari iman kita kepada Tuhan. Persembahan tidak akan berarti apa - apa bagi Tuhan, jika berasal dari orang yang hatinya jahat.

2) Dari mana asalnya persembahan kita juga penting untuk diperhatikan.

Apakah dari hasil kerja kita yang baik dan benar, ataukah dari hasil kerja yang tidak baik dan tidak benar? Persembahan dari hasil judi, togel, mencuri, korupsi, merampas hak orang lain, tentu saja tidak berkenan kepada Tuhan kita. Persembahan syukur adalah penyembahan kita kepada Tuhan. Maka, berikanlah yang terbaik dengan hati yang bersih dari dosa. Tuhan memberkati!

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama