Tahun Pembebasan

Khotbah BP Sinode GKITP

Imamat 25 : 1 - 22

PENGANTAR

Pembacaan kita Imamat 25:1-22 memberi kesaksian tentang :

(1) TUHAN berfirman kepada umat Israel melalui Musa tentang Tahun Sabat. Dalam Imamat tahun sabat merupakan tahun ketujuh berdasarkan kalender Yahudi. Kata sabat dari bahasa Ibrani yang berarti "istirahat" (Kel. 20:8). Jadi tahun sabat adalah masa perhentian penuh, menjadi sabat bagi TUHAN. Tujuan sabat adalah memberi suatu hari khusus dalam seminggu untuk mengarahkan pikiran dan tindakan kepada Allah. Jadi bukan sekedar beristirahat dari pekerjaan. (2) tentang tahun Yobel. Tahun Yobel adalah salah satu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Tahun Yobel adalah tahun yang ke-50. Tahun ini harus dikuduskan bagi TUHAN dan tahun mengumumkan pembebasan bagi seluruh negeri atau penduduk. (3) dalam tahun Yobel, jangan merugikan sesama dan harus takut akan Allah. (4) umat harus berpegang pada peraturan TUHAN, dan melakukannya.

PENJELASAN TEKS

Ayat 1-7, Tentang Pelaksanaan Tahun Sabat.

Berisi kesaksian tentang firman TUHAN kepada umat Israel melalui perantaraan Musa di Sinai. Isi firman itu adalah apabila memasuki negeri yang diberikan TUHAN, maka sabat harus dilaksanakan sebagai perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN.

Artinya, Israel tidak melakukan suatu pekerjaan pada waktu perayaan sabat. Dan waktu sabat itu digunakan untuk berdoa, membaca kitab suci, memuji dan memuliakan TUHAN yang telah menyertai dan memberkati mereka. Jadi sabat menjadi tahun perhentian penuh bagi manusia, tanah, ladang, kebun, tanaman, dan seterusnya. Itu berarti manusia tidak melakukan suatu pekerjaan, tanah tidak boleh diolah, ladang tidak boleh ditaburi, kebun Anggur tidak boleh dirantingi, tidak boleh memetik Anggur.

Mengapa semua ini tidak boleh dilakukan pada waktu sabat? Sebab sabat diperuntukan, dikhususkan penuh bagi TUHAN. Dan hasil tanah selama sabat itu menjadi makanan bagi umat Israel, bagi budak-budak, orang upahan, orang asing, ternak, binatang liar yang ada di tanah umat Israel.

Ayat 8-13. Tentang Pelaksanaan Tahun Yobel.

Berisi amanat untuk menghitung tujuh tahun sabat kali tujuh tahun, sehingga tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Pada tahun ini bulan yang ketujuh, dan pada hari raya pendamaian, Israel harus memperdengarkan bunyi sangkakala di seluruh negeri. Mengapa ini dilakukan? Ini menjadi tanda untuk memasuki tahun Yobel, yaitu tahun ke-50.

Tahun ke-50, dihitung sejak Israel menduduki tanah Kanaan. Selanjutnya, mengapa tahun yang ke-50 harus dikuduskan umat Israel?. Kata kudus adalah terjemahan dari kata bahasa Ibrani qadosy yang artinya: dikhususkan, disendirikan, diperuntukan bagi TUHAN. Dengan demikian, tahun Yobel adalah tahun kebebasan bagi segenap penduduk, setiap orang dibebaskan kembali ke tanah miliknya, kepada kaumnya, jangan menabur, jangan menuai, yang tumbuh sendiri jangan dituai, jangan petik buah anggur yang tidak dirantingi, karena tahun ini adalah tahun Yobel, tahun pembebasan. Dalam tahun Yobel, utang dihapus, orang yang diperbudak dibebaskan, tanah dikembalikan kepada pemiliknya. Jadi tahun Yobel dirayakan adanya suatu pembebasan. Tahun Yobel penting untuk melindungi kesejahteraan sosial umat Israel. Demikian juga, tahun Yobel menjadi masa pemulihan, istirahat, pembebasan bagi umat Israel.

Ayat 14-17, tentang Transaksi Jual-Beli pada Tahun Yobel

Pada tahun Yobel, dalam hal jual beli jangan merugikan orang lain, jangan saling merugikan dalam perdagangan. Harus membeli menurut jumlah tahun panen sesudah tahun Yobel. Hal ini dimaksudkan supaya ada keadilan dalam soal harga atau keuntungan. Jangan merugikan orang dengan harga pembelian yang rendah pada besar jumlah tahun panen, dan harga yang tinggi pada saat kecil jumlah tahun panen. Prinsip utama dalam kesaksian ayat 14-17 adalah jangan merugikan orang dalam perdagangan. Jadi pembeli tidak boleh menjual dengan harga mahal ketika tahun panen sedikit, atau menjual harga lebih murah ketika jumlah tahun panennya lebih banyak. Hal ini bertujuan menjaga keseimbangan yang membeli dan yang menjual dengan memperhitungkan waktu kerja, pengorbanan, dan jumlah hasil yang diperoleh. Kesaksian ini hendak menegaskan prinsip keadilan, keseimbangan dan kesejahteraan. Mengapa prinsip ini harus diperhatikan? Dikatakan dalam ayat 17, "Jangan kamu merugikan satu sama lain, engkau harus takut akan Allahmu, sebab Akulah TUHAN Allahmu."

Ayat 18-22, tentang Melakukan dan Berpegang pada Peraturan TUHAN. Sebagai umat pilihan Allah Israel harus mematuhi dan melakukan segala perintah dan ketetapan TUHAN. Karena itu dalam bagian ini umat Israel diminta untuk melakukan ketetapan Tuhan dan berpegang pada peraturan TUHAN dan melakukannya. Tujuannya supaya mereka mendiami tanah yang diberikan TUHAN dengan aman dan tentram, tanah memberi hasil bagi kesejahteraan mereka. Dengan melakukan dan berpegang pada peraturan TUHAN, berarti mereka tidak jatuh ke dalam penggodaan penyembahan berhala dan tidak jatuh ke dalam kekafiran, dan TUHAN tidak akan menghukum mereka, tetapi akan memerintahkan berkat kepada mereka dan melimpahkan hasil dari tanah mereka. Berkat TUHAN itu nyata dalam kesaksian ayat 21 dan 22. Mereka tidak kekurangan dalam tahun yang keenam, dan tahun yang kedelapan baru mereka menabur. Mereka akan makan hasil yang lama sampai tahun kesembilan. Jadi syarat berkat bagi umat TUHAN adalah melakukan dan berpegang pada peraturan TUHAN.

PENERAPAN

1) Sabat Yahudi berbeda dengan hari Minggu dalam kekristenan. Sabat Yahudi adalah hari perhentian, hari istirahat penuh dari semua pekerjaan. Umat TUHAN berada di rumah masing-masing sambil membaca kitab suci, berdoa, memuji TUHAN selama waktu sabat, yaitu hari Jumat sampai hari Sabtu. Dan pada hari Minggu mereka bekerja seperti biasa. Teladan yang patut kita belajar dari pelaksanaan sabat Yahudi adalah menyediakan waktu, kepatuhan, berhenti dari segala kesibukan, pekerjaan dan berhubungan dengan TUHAN melalui membaca kitab suci, berdoa, memuji TUHAN.

2) Tahun Yobel adalah tahun ke-50 dihitung sejak Israel menduduki tanah Kanaan. Tahun Yobel adalah tahun pembebasan. Umat Israel dibebaskan dari penjara, penghapusan utang, tanah, budak-budak dibebaskan, orang bersalah diampuni dan setiap orang memperoleh kembali hak-hak dasar hidup mereka. Mengapa tahun Yobel disebut tahun pembebasan? Karena dalam waktu yang lama, 50 tahun mereka menderita, mendapat tekanan, hak-hak dasar hidup mereka diabaikan. Karena itu, tahun ke-50, hidup mereka dipulihkan, hak-hak hidup mereka harus dikembalikan. Hak hidup manusia bersumber dari TUHAN, oleh sebab itu, hak hidup seseorang tidak boleh dimatikan.

3) Dalam transaksi jual-beli, aspek keadilan harus dijunjung, jangan merugikan sesama manusia dengan harga jual yang memberatkan orang lain. Dari prinsip ekonomi, kalau pesanan banyak maka harga dinaikan, tetapi jika pesanan sedikit harga tetap, tidak terlalu tinggi. Prinsip ekonomi orang Israel, kalau panen banyak ditambah dengan perhitungan tahun banyak maka harga naik. Jika hasilnya sedikit dan tahunnya sedikit, maka harganya turun. Hal ini dilakukan supaya seseorang dihargai kerja kerasnya yang bertahun-tahun. Tetapi juga supaya ada keadilan antara pembeli dan petani. Konteks ekonomi orang Israel ini mengajarkan kita tentang perlakuan yang adil, tidak merugikan orang lain melalui hidup kita, perkataan, dan perbuatan

4) Melakukan dan berpegang pada peraturan TUHAN. Israel dituntut hidup dan melakukan semua perintah, aturan, hukum, dan berpegang padanya menjadi norma menuntun hidup kepada-Nya. Ini menjadi syarat untuk memperoleh berkat TUHAN, hidup dengan aman tenteram, dan tanah diberkati sehingga memberi hasil bagi kesejahteraan mereka. Kita sering tidak merasakan kehadiran dan mujizat Tuhan dalam hidup, karena kita mengabaikan dan gagal memelihara hubungan dengan TUHAN.

Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama