Yohanes Pembaptis dan Kedatangan Mesias

Khotbah BP Sinode GKITP

Markus 1 : 1-8
Oleh: Pdt. Nelson Kapitarau, S.Th, MM

PENDAHULUAN

Selamat pagi, Bapak/Ibu serta Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Pada hari yang penuh anugerah ini, kita bersyukur karena Tuhan kembali mempertemukan kita dalam persekutuan yang kudus. Hari ini kita memasuki Minggu Adven yang ketiga, Minggu Gaudete, Minggu Sukacita.

Di tengah penantian kedatangan Kristus, Gereja di seluruh dunia diajak untuk mengangkat hati dalam sukacita, sebab pertolongan Tuhan sudah dekat. Terang-Nya tidak pernah padam, pengharapan-Nya tidak pernah hilang, dan kasih-Nya tidak pernah meninggalkan kita.

Karena itu marilah kita mengambil waktu sejenak merendahkan hati di hadapan Tuhan, membuka diri kepada firman-Nya, dan menyerahkan seluruh ibadah kita ke dalam pimpinan Roh Kudus. Kiranya damai Kristus memerintah dalam hati kita dan sukacita-Nya memenuhi hidup kita pada pagi ini.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, pada Minggu Adven ketiga ini, kita akan merenungkan firman Tuhan dari Injil Markus. Namun sebelum memasuki inti perenungan, penting bagi kita memahami latar belakang Injil Markus, supaya ketika kita membaca firman ini, kita menangkap maksud dan kekuatan pesan yang Tuhan sampaikan.

Injil Markus adalah Injil yang paling awal ditulis di antara keempat Injil. Penulisnya adalah Markus, atau sering disebut Yohanes Markus, seorang rekan pelayanan Rasul Paulus dan kemudian menjadi penerjemah dan penulis pengajaran Rasul Petrus. Para Bapa Gereja mula-mula, seperti Papias dan Ireneus, menyatakan bahwa apa yang kita baca dalam Injil Markus sebenarnya adalah kesaksian Petrus sendiri, yang disampaikan Markus secara tertulis untuk jemaat Tuhan.

Injil ini ditulis sekitar tahun 65-70 M, ketika Gereja sedang berada dalam keadaan yang sangat sulit. Pada masa itu, jemaat di Roma menghadapi penganiayaan yang berat di bawah Kaisar Nero. Banyak orang Kristen ditangkap, disiksa, dan harus mempertahankan iman mereka bahkan sampai mati. Dalam situasi itulah Markus menulis Injil ini untuk menguatkan iman jemaat, agar mereka tetap setia kepada Kristus.

Karena itu, tidak heran kalau Injil Markus penuh dengan tindakan-tindakan Yesus yang cepat, tegas, dan penuh kuasa. Lebih dari 40 kali Markus menggunakan kata "segera", seakan-akan mengatakan kepada jemaat: "Tetaplah berpegang pada Kristus, sebab Ia bertindak dan hadir dalam pergumulanmu."

Markus menampilkan Yesus bukan hanya sebagai Mesias, tetapi sebagai Hamba yang menderita, yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang. Pesan ini sangat penting bagi jemaat yang sedang mengalami penderitaan-bahwa Tuhan sendiri mengetahui penderitaan mereka, dan melalui salib-Nya Ia menguatkan mereka.

Saudara-saudara, dengan memahami latar belakang ini, kita sadar bahwa Injil Markus bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi sebuah surat penguatan, sebuah kesaksian iman, dan sebuah pengharapan bagi jemaat yang hidup dalam tekanan. Injil Markus ingin berkata: "Tetaplah setia. Kristus hadir. Kristus berkuasa. Dan Kristus akan datang kembali membawa sukacita dan kemenangan."

Di Minggu Adven ketiga ini...Minggu Sukacita....kita diajar bahwa sukacita sejati bukan berasal dari keadaan yang selalu baik, tetapi dari keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Sama seperti jemaat pada zaman Markus yang dikuatkan oleh firman, kita pun hari ini dikuatkan oleh firman yang sama.

Kiranya melalui perenungan Injil Markus, sukacita Kristus memenuhi hati kita dan memampukan kita untuk tetap berdiri teguh dalam iman.

PENJELASAN AYAT PERAYAT:

Untuk memahami Injil Markus 1:1-8 perlu kita mendalami ayat perayat agar kita dapat memahami apa makna dan pesan utam dari ayat ayat ini.

  1. Ayat 1 : "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah." Markus membuka Injilnya dengan sangat tegas dan langsung ke inti: Yesus adalah Mesias (Kristus) dan Anak Allah. Kata permulaan menunjukkan bahwa seluruh Injil adalah kisah karya dan penyataan Allah melalui Yesus. Ini seperti judul besar bagi seluruh kitab Markus: Yesus adalah sumber kabar baik bagi dunia.
  2. Ayat 2 - "Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: 'Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau."Markus mengutip nubuat dari Maleakhi 3:1 dan Yesaya 40:3 untuk menunjukkan bahwa kedatangan Yesus sudah disiapkan sejak lama. Allah sendiri yang berinisiatif mengirim "utusan" untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias. Utusan itu adalah Yohanes Pembaptis.
  3. Ayat 3: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: persiapkanlah jalan untuk Tuhan"Yohanes adalah "suara" yang berseru: ia bukan pusat perhatian...Tuhanlah pusatnya. "Padang gurun" melambangkan:tempat pertobatan,tempat pembaruan Israel, tempat Allah membentuk umat-Nya (mengingat perjalanan Israel). Persiapan utama adalah pertobatan hati, bukan persiapan fisik.
  4. Ayat 4: "Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun… ia menyerukan: 'Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis." Yohanes tidak datang ke kota besar, tetapi ke padang gurun...menunjukkan kesederhanaan dan otoritas dari Allah, bukan manusia. Pesannya adalah pertobatan (metanoia): perubahan arah hidup. Baptisan pertobatan adalah tanda kesediaan kembali kepada Allah. Pengampunan dosa berasal dari Allah; baptisan adalah respons iman.
  5. Ayat 5 :"Maka datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh Yudea… lalu mereka dibaptis di sungai Yordan…"Pelayanan Yohanes begitu kuat sehingga menarik orang banyak. Mereka bukan hanya datang melihat, tetapi mengakui dosa-dosa mereka. Sungai Yordan adalah simbol awal yang baru bagi Israel (tempat mereka memasuki Tanah Perjanjian). Ini menggambarkan bahwa Allah sedang memulai sesuatu yang baru melalui Yohanes.
  6. Ayat 6 :"Yohanes memakai jubah bulu unta… dan ia makan belalang dan madu hutan." Penampilan Yohanes mengingatkan pada nabi Elia (2 Raj. 1:8), sehingga menunjukkan ia adalah nabi yang datang mempersiapkan Mesias. Hidupnya sederhana, asketik, fokus kepada tugas dan kehendak Allah. Kehidupan Yohanes menjadi pesan hidup: pertobatan bukan hanya kata-kata, tetapi gaya hidup.
  7. Ayat 7 : "Ia memberitakan: 'Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa… membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.' Yohanes menegaskan: Yesus jauh lebih besar dan lebih berkuasa daripada dirinya. Yohanes tidak menonjolkan diri sendiri...model pelayanan yang rendah hati dan benar. "Tidak layak membuka tali kasut" = tugas budak paling rendah ..... Yohanes merendahkan diri sepenuhnya di hadapan Yesus.
  8. Ayat 8: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Yohanes membaptis secara lahiriah dengan air; Yesus membaptis secara rohaniah dengan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus berarti: hidup yang diubahkan, kuasa untuk menjadi saksi, pembaruan batin dan kelahiran baru. Yohanes membuka jalan; Yesus menyempurnakan misi keselamatan.

PESAN PENTING UNTUK DILAKUKAN:

Memasuki Minggu Adven Ketiga kita telah belajar dari Markus 1:1-8 dengan tema:

"Yohanes Pembaptis dan Kedatangan Mesias." Dan apa yang menjadi pesan buat kita agar kita dapat melakukannya dalam memasuki minggu adven yang ketiga ini.

  1. Adven mengajak kita membuka hati untuk pertobatan yang sejati (ay. 4) Yohanes Pembaptis tampil dengan satu seruan utama:"Bertobatlah!" Pertobatan bukan hanya rasa bersalah, tetapi perubahan arah hidup....kembali pada jalan Tuhan. Pesannya bagi jemaat: Adven bukan hanya menunggu Natal, tetapi menata kembali sikap hati, Dan Tuhan mau kita tinggalkan dosa, kebiasaan buruk, dan cara hidup yang menjauhkan diri dari-Nya. Tuhan akan menolong kita ketika hati dibersihkan.
  2. Menyambut Mesias berarti merendahkan diri dan tidak menonjolkan diri (ay. 7) Yohanes Pembaptis sangat terkenal, tetapi ia berkata: "Ia yang datang sesudah aku lebih berkuasa daripadaku…"Ia merendahkan dirinya supaya Kristus ditinggikan. Pesan bagi jemaat: Adven mengajar kita untuk tidak menempatkan diri di pusat perhatian; pusatnya adalah Yesus. Semua Pelayanan, pekerjaan gereja, dan kehidupan keluarga harus menuntun pada Kristus, bukan pada nama pribadi. Semakin kita merendah, semakin Kristus dinyatakan melalui hidup kita.
  3. Persiapan yang Allah kehendaki adalah perubahan hidup, bukan ritual tanpa makna (ay. 5) Orang banyak datang mengaku dosa dan dibaptis. Mereka tidak hanya mendengar, tetapi bertindak. Pesan bagi jemaat: Ibadah Adven bukan hanya hadir secara fisik, tetapi membuka diri untuk diperbarui. Dan Persiapan hati menyambut Natal bukan hanya dekorasi, kue, atau pakaian baru, tetapi hati yang baru. Kita ingat bahwa Allah memanggil kita pada tindakan nyata, bukan hanya perasaan rohani.
  4. Yohanes hidup sederhana untuk menunjukkan fokus pada panggilan Allah (ay. 6) Gaya hidup Yohanes bukan untuk menarik perhatian, tetapi untuk menunjukkan kesetiaan penuh pada tugasnya sebagai utusan. Pesan bagi jemaat: Adven adalah waktu meninjau kembali gaya hidup kita: apakah mengarah pada Kristus atau pada dunia? Pola hidup Kristen adalah Kesederhanaan dengan pola itu kita membuka ruang bagi damai dan sukacita sejati. Fokus hidup hidup kita yaitu melakukan kehendak Tuhan, bukan sekadar mengejar kenyamanan.
  5. Kristus datang untuk memberikan pembaruan melalui Roh Kudus (ay. 8) Yohanes berkata:

    "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."

    Yesus datang untuk memperbarui hidup dari dalam, bukan hanya secara lahiriah. Pesan bagi jemaat: Adven mengingatkan bahwa Natal bukan hanya kelahiran bayi di Betlehem, tetapi kelahiran hidup baru dalam Roh Kudus. Roh Kudus memberi kekuatan untuk berubah, mengampuni, mengasihi, dan bertahan dalam pergumulan. Setiap jemaat dipanggil untuk mengalami pembaruan batin yang sejati.

  6. Kedatangan Mesias sudah dekat-kita dipanggil siap sedia (ay. 3) Suara Yohanes adalah panggilan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Persiapan bukan menunggu pasif, tetapi menata hidup dalam ketaatan. Pesan bagi jemaat: Adven mengingatkan kita bahwa Kristus telah datang dan akan datang kembali. Kahidupan kita sebagai orang percaya berarti siap sedia: hidup dalam iman, kasih, dan pengharapan. Kita semua diajak untuk mengisi masa Adven dengan perbuatan baik yang memuliakan Tuhan. Amin.
Untuk Informasi lainnya yang terdapat di dalam buletin, Silahkan download file pdf yang link-nya tersedia di bawah ini
GKI Martin Luther

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama